RSS

Bahas Sedikit


Mana yang Berhak engkau Cintai???



" wanita sholehah adalah sebaik-sebaik perhiasan dunia. "

Ketika ada seorang wanita yang begitu berat untuk dipoligami.....
karena   ia belum menyadari hakikatnya. Bahwa hal tersebutlah kelak yang  akan mendekatkannya pada Rabb Nya,,, aku sadar bukan mudah untuk berpoligami, bahkan istri-istri Rasul yang Mulia, berusaha untuk  "sanggup" melihat sang suami bersama dengan wanita lain. Sakit, perih pedih mungkin itu yang dirasa. Tapi...  Allah dan rasul lebih tahu apa yang terbaik buat kita wahai saudariku....
Wahai Muslimah, tahukah engkau di situ engkau akan diMuliakan, keikhlasan hati,  bahwa Allah dan Rasul lebih berhak atas cintaMu, bahwa pengabdian kepada Allah dan Rasul serta dakwah ini yang lebih berhak engkau proriotaskan ketimbang cinta berlebihan  kepada manusia.... Allah akan membuatmu menjadi bidadari-bidadri surga, sehingga akan membuat iri para bidadari "penghuni surga" karena mereka tidak di KARUNIAI ini, ya Nikmatnya keta’atan pada Allah dan Rasulnya. Jangan pernah menyesal terlahir sebagai seorang wanita,  Allah sungguh memuliakan kita , dengan Surat Annisa’ sebagai salah satu bukti kasih sayang Allah kepada kita.
Sungguh  mulia wanita solehah yang menjaga pandangan, hati, dan fikirannya. Ia syukuri apa-apa yang telah Allah berikan padanya, biarlah wajah tak secantik bidadari surga, biarlah kulit  tak seputih susu, biarlah rambut tak seindah permata, tapi…yang terpenting adalah Akhlakmu wahai wanita Salehah, dengan ini Allah akan memuliakanmu…..

Subhanallah, lahaulawal quwwataillahbillah…..

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Antara Dakwah dan Akademik


Dakwah dan Akademik.
“kalo hanya berdakwah semua pasti bisa, namun apakah kita bisa cinta dengan dakwah, Cinta itu butuh pengorbanan, waktu dan kerja keras”
(Ust.Rahmat Abdullah)

“Dakwah ialah proses menghimpunkan manusia di atas kebaikan dan membimbing mereka mengenali kebenaran dengan melaksanakan manhaj Allah di atas muka bumi secara lisan dan praktikal, menyeru mereka melaksanakan makruf dan mencegah kemungkaran, memandu dan memimpin mereka ke jalan lurus dan bersabar serta berpesan-pesan dengan kesabaran dalam melaksanakan tanggungjawab dakwah”

Dakwah adalah kewajiban setiap muslim, mengatakan hal yang baik itu baik, yang salah itu salah. Tiada pencampuran antara yang hak dan yang batil. Kita adalah bagian dari dakwah, seluruh apa-apa yang Allah karuniakan kepada kita adalah bagian dari dakwah, bagaimana kita berbicara, melihat, tersenyum berpakain, berjalan, adalah bagian dari dakwah. Dakwah tak terbatas hanya terbatas hanya di bibir saja, tak terbatas hanya sekedar  ceramah, taujih, daurah, liqo’ah,  mentoring, rapat dan sebagainya yang sering kita “identikkan” dengan tugas dakwah…
Ya itu dakwah, tapi bagian dari dakwah. Dakwah itu luas, tersenyum  dakwah, menyapa itu dakwah, bicara yang baik itu dakwah, semua yang kita lakukan akan bernilai  dakwah jika niatnya mengajak kepada kebaikan.

Termasuk  pula dengan akademik. Ia juga adalah ladang dakwah yang harus kita semaikan biji-biji kebaikan dan perbaikan. Tak banyak memang kader yang bisa menggarap ladang ini dengan baik. Tapi tak begitu sedikit pula kader yang berhasil menyemai bahkan semaiannya kini telah tumbuh besar dan menghasil buah yang siap untuk dipanen. 

Secara individu, seorang aktivis dakwah kampus harus tawazun, seimbang antara peran da'awi, peran siyasi, dan akademik. Artinya, seorang aktivis dakwah kampus harus memiliki kemampuan dakwah dan tarbiyah, kemampuan mengusung perubahan di masyarakat, tanpa mengurangi prestasi akademik. Bahkan kalau perlu justru meningkatkan prestasi akademik, karena sejatinya dakwah itu adalah teladan. Disatu sisi akademik adalah bagian dakwah kita kepada orangtua, dosen dan teman-teman yang ada disekitar kita. Seorang da’I yang baik secara akademik akan lebih mudah untuk menjadi teladan bagi mad’unya. Seorang mad’u yang telah bersimpatis kepada seorang da’I tentu akan mempermudah jalan sang da’I  untuk berdakwah kepadanya.

Kesibukkan dengan banyaknya amanah yang diembankan seorang da’I tidak menyurutkan semangatnya untuk tetap eksis pada akdemiknya. bahkan kesibukkan ini yang membuat dirinya terus berpacu untuk melakukan yang terbaik di segala aktivitasnya. Dakwah dan akademik haruslah berjalan secara tawazun(seimbang). Bagaimana menyeimbangkannnya? Tentu dikembalikan kepada masing-masing pribadi kita. Kuncinya adalah azzam yang kuat serta kepandaian dalam memanfaatkan waktu(menajemen waktu). Semua kita diberikan waktu yang sama yaitu 24 jam dalam satu hari, 1440 menit 86400 detik. Sehingga tak ada alasan bagi kita akademik yang terbengkalai karena amanah yang banyak. Satu pepatah mengatakan “orang yang sibuk tentu akan pandai memanejemen waktunya”. Dengan kesibukkan yang begitu banyak inilah yang membuat seorang kader menempah dirinya untuk selalu disiplin dengan waktu, memperhatikan dirinya untuk terus memperbaiki diri melakukan yang terbaik di segala bidang. 

Namun jika ada kader yang lebih mementingkan “amanah dakwah” dibandingkan akademis tidak patut pula kita salahkan karena itu pilihannya. Sebuah kondisi memberikan peluang dirinya untuk terus mengabdikan diri  pada dakwah kampus, itu pilihan yang harus kita hargai, apapun yang kita lakukan  hendaklah Allah saja tujuan kita, dakwah saja tujuan kita tak lebih dan tak kurang agar kalimat Allah tegak dimuka bumi ini, agar sejatinya kita mengembalikan tujuan dakwah yang mulia, agar masyarakat kita kembali berakhlak,  seperti yang Rasulullah saw. dan para sahabat telah contohkan kepada kita.
Wallahu’alam….

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Karena Itu Aku Mencintai Tuhanku.....

Seri Penyegeran Iman(Bagian I)

DR.Khalid Abu Syadi


Nikmat Islam



Jika Allah swt. tidak mencintaimu, maka ia tidak akan menamaimu dengan nama islam, yaitu dengan menganugrehakan keislaman dan tidak pula menamaimu dengan nama iman, yaitu dengan menganugerahkan keimanan.

Beri tahu aku, apakah menurutmu derajatmu adalah yang paling rendah dengan posisimu sebagai seorang muslim? apakah slah seorang diantara kita mengkalim bahwa ia berdo'a kepada Tuhannya ketika didalam perut ibunya agar Allah mengeluarkannya dalam keadaan muslim? Dan Allah mengabulakannya?

Atau ia beramal untuk mendekatkan diri kepada Allah swt agar Agar Allah memasukkannya kedalam golongan ahlul-yamiin yaitu golongan penghuni surga,ketika ia masih jauh berada dalam tulang rusuk ayahnya? dan Allah mengabulknnya?

Wahai saudaraku pujilah Allah dan bersyukurlah karena keutamaan Allah yang diberikan kepadamu.

Wahai saudaraku, sungguh merupakan suatu hal yang mungkin terjadi, kamu menjadi kayu bakar neraka, lahir dalam keaddan kafir, dan mati dalam kekafiran juga. Namun allah mencintaiMu. Allah menjagamu dari penyembahan kepada makhluk-makhluknya.Allah membuatmu hanya bersujud kepada yang menciptakan raja dan hamba sahaya. Allah menjagamu dari bersujud kepada berhala dan menundukkanmu kepada yang menciptakanmu dari ketiadaan....Ialah Allah swt....


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS